5 Penyebab Utama Pemanasan Global Yang Penting Untuk Dipahami.

·

·

5 Penyebab Utama Pemanasan Global Yang Penting Untuk Dipahami.

Seperti yang telah kita ketahui, pemanasan global dan dampaknya sudah banyak terjadi diberbagai belahan muka bumi. Pernah tidak Anda berpikir sejenak untuk mengetahui lebih dalam apa sebenarnya penyebab utama pemanasan global ini?

Mungkin masih ada dari kita yang belum memahami lebih dalam mengenai penyebab utama pemanasan global.

Sudah banyak media dan organisasi internasional yang beraktifitas pada bidang lingkungan dan kelestarian bumi yang menjelaskan dengan detail mengenai hal ini.

Namun, masih banyak orang yang belum memahami bahkan malah merasa kewalahan dengan informasi yang harus diserap dan pada akhirnya menjadi ‘aduh, ya sudahlah’.

Apabila saat ini Anda masih mempelajari penyebab utama pemanasan global, untungnya Anda membuka artikel ini.

Disini kita akan bahas 5 penyebab utama pemanasan global dengan mendalam juga tentunya mudah untuk dipahami.

Baca sampai selesai ya!

penyebab utama pemanasan global

Terdapat 5 penyebab dominan terhadap pemanasan global yang wajib kita pahami.

  1. Emisi Karbon dioksida dari bahan bakar fosil.
  2. Penggundulan hutan atau deforestasi.
  3. Emisi dari Metana.
  4. Proses-proses industri yang berjalan saat ini.
  5. Produksi energi yang tidak efisien.
  6. Kesimpulan dan cara melawannya.

Tentu saja kita akan bahas satu persatu disini.

Kita akan bahas dari sisi sumber permasalahan, efek yang ditimbulkan, upaya yang dilakukan untuk meringankan kondisi tersebut, dan kebijakan juga persetujuan internasional yang diupayakan untuk menangani masalah ini.

#1 Emisi Karbon dioksida dari bahan bakar fosil.

Emisi Karbon Dioksida (CO2) dari bahan bakar fosil merupakan kontributor utama perubahan iklim, dan pemahaman terhadap permasalahan ini sangatlah penting.

Sumber emisi Karbon dioksida dari bahan bakar fosil.

Produksi energi.

Sumber emisi CO2 terbesar dari bahan bakar fosil adalah pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam untuk produksi listrik dan panas.

Pembangkit listrik tenaga batu bara mempunyai emisi CO2 yang sangat tinggi. Masih banyak negara, terutama negara berkembang yang memakai bahan bakar fosil sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik.

Masih banyak tantangan yang menghambat perubahan dari penggunaan bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan.

Transportasi yang digunakan manusia baik untuk bergerak juga logistik.

Sektor ini merupakan sumber emisi CO2 terbesar kedua, terutama akibat pembakaran bensin dan solar pada mobil, truk, kapal laut, kereta api, dan pesawat terbang.

Proses industrial yang berjalan saat ini.

Industri seperti manufaktur baja, semen, dan bahan kimia membakar bahan bakar fosil tidak hanya untuk energi tetapi juga sebagai bagian dari proses produksinya, sehingga melepaskan CO2 yang sangat banyak ke atmosfir.

Industri ini juga berjalan karena tentunya kebutuhan manusia masih sangat bergantung terhadap industri seperti ini.

Dampak emisi karbon dioksida dan bahan bakar fosil terhadap pemanasan global.

CO2 merupakan gas rumah kaca, gas rumah kaca membuat panas terperangkap di atmosfer bumi. Terperangkapnya panas inilah yang menyebabkan pemanasan global terjadi.

Konsentrasi CO2 di atmosfer telah meningkat secara dramatis sejak Revolusi Industri akibat aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil.

Terjebaknya CO2 inilah yang menjadi penyebab utama pemanasan global yang terjadi saat ini.

Setelah dilepaskan, CO2 tetap berada di atmosfer dalam waktu yang sangat lama, mulai dari dekade hingga abad.

Keberadaan CO2 yang berkepanjangan ini membuat emisi CO2 saat ini akan terus berdampak pada sistem iklim dari generasi ke generasi.

Skala emisi karbon dioksida dalam pemanasan global.

Secara global, emisi CO2 dari bahan bakar fosil telah meningkat selama satu abad terakhir.

Peningkatan paling pesat terhadap emisi karbon dioksda terjadi dalam beberapa dekade terakhir, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi, terutama di negara-negara berkembang.

Usaha untuk mengurangi emisi karbon dioksida.

  1. Melakukan perubahan dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.
    Peralihan dari penggunaan batu bara, minyak, dan gas ke sumber daya terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan pembangkit listrik tenaga air dapat mengurangi emisi CO2 secara signifikan.
  2. Efisiensi penggunaan energi.
    Meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam transportasi, bangunan, dan industri dapat menurunkan jumlah bahan bakar fosil yang terbakar.
  3. Menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS).
    Teknologi ini melibatkan penangkapan emisi CO2 dari sumber seperti pembangkit listrik dan menyimpannya di bawah tanah untuk mencegahnya memasuki atmosfer.

Aturan dan persetujuan internasional terhadap masalah ini.

Kebijakan di tingkat lokal, nasional, dan internasional sangatlah penting untuk mengatasi permasalahan ini. Hal ini mencakup peraturan mengenai emisi, mekanisme penetapan harga karbon, dan investasi pada teknologi berkelanjutan.

Perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris bertujuan untuk membatasi pemanasan global dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan fokus utama pada CO2 dari bahan bakar fosil.

Negara-negara baik negara maju ataupun berkembang dituntut untuk memenuhi tujuan yang sudah ditentukan untuk turut beraksi nyata dalam upaya mengurangi emisi karbon dioksida.

Permasalahan emisi karbon dioksida ini merupakan sebuah permasalah yang rumit namun tetap harus ditangani karena kaitannya adalah dengan seluruh kehidupan dimuka bumi.

Kesimpulannya, pengurangan emisi CO2 dari bahan bakar fosil merupakan tantangan kompleks yang memerlukan upaya terkoordinasi di seluruh sektor masyarakat. Hal ini tidak hanya melibatkan solusi teknologi tetapi juga perubahan dalam sistem ekonomi, politik, dan sosial diseluruh negara.

#2 Penggundulan hutan atau deforestasi.

Deforestasi atau penggundulan hutan, yaitu pembukaan atau penipisan hutan oleh manusia, merupakan masalah lingkungan hidup yang signifikan dan memiliki dampak yang luas terhadap lingkungan, juga menjadi penyebab utama pemanasan global.

Penyebab dari deforestasi.

Ekspansi lahan pertanian.

Alasan paling umum terjadinya deforestasi adalah pembukaan lahan untuk pertanian, termasuk produksi tanaman pangan dan penggembalaan ternak.

Pembukaan lahan untuk pertanian banyak terjadi dan masih sering terjadi dikarenakan semakin banyaknya jumlah manusia. Hal ini tentunya berbanding lurus dengan peningkatan jumlah permintaan terhadap makanan.

Ekstraksi kayu.

Ekstraksi kayu untuk tujuan komersial juga menyebabkan deforestasi, terutama jika dilakukan secara ilegal atau tidak lestari.

Proses tanam kembali hutan dengan ekstraksi kayu untuk komersial masih kalah cepat. Selain itu untuk menghijaukan hutan dan mengembalikan biodiversitas dari hutan yang telah digundulkan membutuhkan waktu yang lama.

Urbanisasi dan pembangunan infrastruktur.

Seiring bertambahnya populasi, kebutuhan akan perumahan dan infastruktur untuk mengakses perumahan baru membuat banyaknya pembukaan lahan hutan.

Semakin banyak jumlah manusia makan jumlah kebutuhan untuk tempat tinggal juga meningkat dan perlahan-lahan akan sekamin terus kekurangan lahan untuk tempat tinggal.

Disinilah teknologi dan ilmu dalam perancangan bangunan akan menjadi tertantang untuk dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal tanpa harus membabat lebih banyak hutan.

Pertambangan.

Sudah menjadi rahasia umum mengenai ekstraksi pertambangan mineral dan minyak memerlukan pembukaan lahan yang signifikan.

Bila Anda mencari foto pertambangan pada mesin pencari, makan akan muncul berbagai macam lubang-lubang tambang dan hutan yang gundul akibat pertambangan.

Dampak deforestasi terhadap lingkungan.

  1. Rusaknya dan hilangnya keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
    Hutan adalah rumah bagi sebagian besar keanekaragaman hayati terestrial asli yang berasal darihutan tersebut. Deforestasi dapat menyebabkan hilangnya habitat bagi banyak spesies, banyak diantaranya yang terancam punah.
  2. Emisi karbon dioksida.
    Pohon berfungsi untuk menyerap dan menyimpan karbon dioksida. Seperti yang kita telah bahas sebelumnya bahwa emisi karbon dioksida merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Ketika hutan ditebang, jumlah pohon yang dapat CO2 menjadi berkurang dan CO2 akhirnya banyak yang kembali ke atmosfer dan berkontribusi terhadap pemanasan global.
  3. Terganggunya siklus air.
    Pepohonan berperan penting dalam siklus air, termasuk menjaga pola curah hujan lokal dan regional. Deforestasi dapat mengganggu siklus ini, sehingga menyebabkan perubahan curah hujan dan aliran sungai. Belakangan ini pernah Anda pernah kan lihat berita mengenai banjir bandang yang semakin banyak melanda di berbagai belahan muka bumi? Deforestasi yang terus terjadilah yang menjadi salah satu penyebabnya.
  4. Erosi dan degradasi tanah.
    Hutan melindungi tanah dari erosi. Tanpa perlindungan ini, tanah akan terdegradasi dan kesuburannya berkurang. Sedangkan kenanekaragaman hayati pada hutan sangat memerlukan kesuburan tanah untuk menjaga siklus kehidupan yang berlangsung dihutan tersebut.

#3 Emisi dari Metana.

Emisi dari metana merupakan faktor penting dalam perubahan iklim karena tingginya potensi pemanasan global oleh metana. Berikut penjelasan mendetail mengenai masalah ini:

Sumber emisi dari metana.

  1. Pertanian.
    Pertanian merupakan sumber emisi metana terbesar, terutama dari fermentasi enterik pada hewan ruminansia seperti sapi dan domba. Selain itu, sawah merupakan sumber penting akibat penguraian bahan organik secara anaerobik di lahan yang tergenang air.
  2. Produksi dan penggunaan bahan bakar fosil.
    Metana dilepaskan selama ekstraksi, pemrosesan, dan pengangkutan bahan bakar fosil, khususnya gas alam dan minyak. Tambang batu bara juga merupakan sumber penting.
  3. Tempat pembuangan akhir sampah dan pengelolaan sampah.
    Penguraian sampah organik dalam kondisi anaerobik (bebas oksigen) di tempat pembuangan sampah menghasilkan metana.
  4. Lahan basah dan sumber alami lainnya.
    Lahan basah alami merupakan sumber metana yang signifikan karena proses dekomposisi anaerobik. Sumber alam lainnya termasuk rayap dan lautan.

Dampak terhadap perubahan iklim.

Metana merupakan gas rumah kaca yang kuat, sekitar 28-36 kali lebih efektif dibandingkan CO2 dalam memerangkap panas di atmosfer selama periode 100 tahun.

Meskipun masa aktifnya di atmosfer lebih pendek dibandingkan CO2 (sekitar 12 tahun), dampak langsungnya terhadap pemanasan global jauh lebih tinggi jika dihitung berdasarkan jumlah molekulnya.

Strategi upaya mitigasi gas metana.

  1. Terhadap praktik pertanian.
    Memodifikasi pakan ternak untuk mengurangi fermentasi enterik, meningkatkan praktik budidaya padi, dan pengelolaan kotoran yang lebih baik dapat mengurangi emisi dari pertanian secara signifikan.
  2. Sektor bahan bakar fosil.
    Mengurangi kebocoran metana dalam sistem minyak dan gas melalui peningkatan teknologi dan pemantauan untuk dapat mengurangi emisi. Menangkap metana dari tambang batu bara bisa cukup efektif.
  3. Pengelolaan limbah.
    Menangkap metana dari tempat pembuangan sampah dan menggunakannya sebagai sumber energi dapat mengurangi emisi. Pengomposan dan pemilahan sampah yang lebih baik juga dapat berperan dalam mitigasi gas metana.
  4. Restorasi lahan basah.
    Melindungi dan memulihkan lahan basah alami dapat membantu mempertahankan perannya dalam siklus metana global.

#4 Proses sektor industri yang berjalan saat ini.

Proses sektor industri sebagai kontributor perubahan iklim mencakup berbagai kegiatan di berbagai sektor.

Berikut ini penjelasan rinci tentang bagaimana proses-proses ini berdampak pada perubahan iklim:

Sektor industri yang menjadi kontribusi utamanya.

Berikut ini adalah sektor perindustrian yang menjadi sumber emisi gas CO2 yang signifikan.

Produksi semenProses pembuatan semen merupakan proses yang telah tercatat oleh ilmuan dan pecinta lingkungan hidup sebagai salah satu sumber emisi CO2 yang paling signifikan dalam dunia perindustrian. Proses kimia yang dilakukan pada pembuatan semen telah terbukti merilis emisi CO2 yang sangat banyak.
Manufaktur baja dan besiIndustri-industri ini sangat bergantung pada bahan bakar fosil dan melibatkan proses yang mengeluarkan CO2 dalam jumlah besar.
Produksi bahan kimiaProduksi bahan kimia, termasuk plastik, pupuk, dan bahan kimia industri lainnya, sering kali melibatkan proses yang mengeluarkan gas rumah kaca.
Penyulingan minyak dan pengolahan gasProses-proses ini melepaskan berbagai gas rumah kaca, termasuk metana dan CO2.

Tipe emisi yang dihasilkan dari sektor industri.

Terdapat 2 tipe emisi yang ddihasilkan oleh sektor industri, yaitu:

  • Emisi langsung.
    Emisi ini terjadi dari reaksi kimia dan pembakaran dalam proses industri. Misalnya saja proses kalsinasi pada produksi semen yang melepaskan CO2.
  • Emisi tidak langsung.
    Emisi ini terutama terkait dengan konsumsi listrik oleh industri, yang mungkin dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar fosil.

Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari sektor industri.

Karbon Dioksida (CO2)Gas rumah kaca utama yang dihasilkan oleh proses industri, khususnya dari pembakaran bahan bakar fosil untuk energi dan reaksi kimia tertentu.
Metana (CH4) dan Nitrous Oksida (N2O)Gas-gas ini dihasilkan dalam jumlah yang lebih kecil namun secara signifikan lebih berpotensi sebagai gas rumah kaca dibandingkan CO2.
Gas BerfluorinasiDigunakan dalam berbagai aplikasi industri, gas-gas ini, termasuk hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida, memiliki potensi pemanasan global yang tinggi.

#5 Produksi energi yang tidak efisien.

Produksi energi yang tidak efisien mengacu pada konversi sumber energi yang tidak optimal menjadi energi yang dapat digunakan,dimana hal ini sering kali menyebabkan emisi gas rumah kaca yang berlebihan dan tidak perlu.

Sumber dan Bentuk Inefisiensi

  • Pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil.
    Pembangkit listrik tradisional yang berbahan bakar batubara, gas alam, dan minyak sering kali beroperasi pada tingkat efisiensi yang kurang optimal, ini artinya lebih banyak bahan bakar yang dibakar untuk jumlah listrik yang sama, sehingga menghasilkan emisi yang lebih tinggi.
  • Kerugian transmisi dan distribusi.
    Hilangnya energi dalam bentuk panas selama transmisi dan distribusi listrik dari pembangkit listrik ke pengguna akhir juga berkontribusi terhadap inefisiensi.
  • Teknologi yang kadaluarsa.
    Pembangkit listrik dan peralatan industri yang usianya sudah tua sering kali tidak memiliki efisiensi dibandingkan alat modern, dimana alat yang lebih tua menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan tugas yang sama.

Dampak produksi energi yang tidak efisien terhadap perubahan iklim.

Produksi energi yang tidak efisien menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca, khususnya CO2, untuk setiap unit energi yang dihasilkan, sehingga memperburuk perubahan iklim.

Peningkatan konsumsi bahan bakar fosil tidak hanya melepaskan lebih banyak CO2 namun juga menghabiskan sumber daya tak terbarukan tersebut dengan lebih cepat.

Tantangan terhadap hal ini didalam negara berkembang.

Negara-negara berkembang seringkali mengandalkan teknologi yang lebih tua dan kurang efisien untuk produksi energi, karena kendala finansial dan kemajuana teknologi teknologi dinegaranya.

Negara-negara ini menghadapi tantangan ganda dalam memenuhi peningkatan permintaan energi sekaligus berupaya meningkatkan efisiensi energi.

Energi efisien dari energi terbarukan.

Semakin majunya teknologi, perkembangan teknologi untuk pemakaian sumber energi terbarukan saat ini juga semakin baik.

Sumber energi terbarukan seperti tenaga angin, matahari, dan pembangkit listrik tenaga air pada dasarnya lebih efisien dalam hal emisi gas rumah kaca karena hanya melepaskan sedikit atau bahkan tidak mengeluarkan CO2 sama sekali saat menghasilkan listrik.

SUmber energi terbarukan inilah yang saat ini sedang disuarakan sebagai sumber energi yang dapat menopang hidup lebih berkelanjutan.

Namun dalam energi terbarukan juga terdapat tantangannya sendiri. Selain harganya yang lebih mahal, juga dalam upayanya untuk mengintergarasikan energi terbarukan secara merata kesuluh wilayah juga masih sulit.

Bagaimana cara meningkatkan efisiensi energi?

Selain penggunaan energi terbarukan, cara meningkatkan eefisiensi energi juga dapat dilakukan dengan cara-cara seperti berikut:

  • Meningkatkan pembangkit listrik dengan teknologi yang lebih efisien dapat mengurangi emisi secara signifikan.
  • Penerapan teknologi jaringan pintar dapat meminimalkan kerugian transmisi dan distribusi.
  • Teknologi hemat energi di industri dan bangunan, seperti sistem penerangan, pemanas, dan pendingin yang efisien, dapat mengurangi kebutuhan listrik secara keseluruhan.

Kesimpulan dan cara yang dapat membantu melawan penyebab utama pemanasan global.

Kelima penyebab utama pemanasan global – emisi karbon dioksida dari bahan bakar fosil, penggundulan hutan, emisi metana, proses industri, dan inefisiensi produksi energi – secara kolektif mewakili tantangan yang signifikan bagi lingkungan global.

Masing-masing faktor ini memberikan kontribusi unik terhadap peningkatan konsentrasi gas rumah kaca, yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim terkait.

Namun, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan sebagai manusia untuk membantu mengurangi masalah ini:

Mengurangi Penggunaan Bahan Bakar FosilTransisi ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan pembangkit listrik tenaga air sangatlah penting.

Pada tingkat individu, hal ini dapat dicapai dengan menggunakan transportasi umum, carpooling, dan memilih kendaraan listrik atau hibrida.

Mengurangi konsumsi energi di rumah dan tempat kerja dengan mematikan lampu dan peralatan yang tidak digunakan juga membantu.
Memerangi DeforestasiMendukung upaya reboisasi dan praktik kehutanan berkelanjutan adalah kuncinya.

Sebagai konsumen, kita dapat berkontribusi dengan memilih produk dari perusahaan yang memiliki kebijakan sumber daya berkelanjutan dan dengan mengurangi konsumsi kertas dan kayu.
Meminimalkan Emisi MetanaHal ini dapat dicapai dengan meningkatkan praktik pertanian, mengurangi limbah makanan, dan mengelola tempat pembuangan sampah dengan baik.

Secara individu, mengurangi konsumsi daging, khususnya daging sapi dan domba, dapat memberikan perbedaan yang signifikan, karena hewan-hewan ini menghasilkan metana dalam jumlah besar.
Meningkatkan Efisiensi IndustriMengadvokasi kebijakan yang menerapkan standar emisi yang lebih ketat untuk industri dan mendukung perusahaan yang menggunakan praktik berkelanjutan merupakan langkah penting.

Kita juga dapat berkontribusi dengan memilih membeli produk dari perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Meningkatkan Efisiensi EnergiMendukung dan berinvestasi pada teknologi dan infrastruktur hemat energi sangatlah penting.

Di rumah, menggunakan peralatan hemat energi, mengisolasi rumah dengan benar, dan memperhatikan penggunaan energi dapat berkontribusi pada efisiensi yang lebih besar secara keseluruhan.

Pendidikan dan kesadaran juga penting.

Mendapatkan informasi tentang penyebab dan dampak perubahan iklim memberdayakan individu untuk membuat pilihan yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, advokasi politik untuk kebijakan lingkungan hidup dan kerja sama internasional sangat penting untuk perubahan skala besar.

Secara kolektif, tindakan-tindakan ini, baik besar maupun kecil, berkontribusi pada upaya global untuk memerangi perubahan iklim.

Meskipun tindakan-tindakan individual mungkin tampak sederhana jika dilakukan secara terpisah, namun jika digabungkan dalam skala global, tindakan-tindakan tersebut dapat memberikan dampak yang besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat laju perubahan iklim

Join The TerraTribe!

Dengan bergabung, Anda bukan hanya menjadi bagian dari komunitas, tetapi juga mendapat akses informasi eksklusif tentang gaya hidup berkelanjutan, lingkungan, flora, dan fauna.

Jangan khawatir! Kami juga sangat membenci spam. Informasi dari Kami dikirim sebanyak 2 minggu sekali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer Saat Ini


Jelajah Topik

Terbaru di Detak Bumi



JOIN THE TerraTribe!

Dengan bergabung, Anda bukan hanya menjadi bagian dari komunitas, tetapi juga mendapat akses informasi eksklusif tentang gaya hidup berkelanjutan, lingkungan, flora, dan fauna.

Jangan khawatir! Kami juga sangat membenci spam. Informasi dari Kami dikirim sebanyak 2 minggu sekali.


error: Content is protected !!