- Badak bercula satu yang berasal dari Indonesia.
- Fakta biologis dari Badak Jawa.
- Klasifikasi dari Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus).
- Karakteristik Badak Jawa.
- Habitat
- Makanan Badak Jawa.
- Jumlah Populasi Badak Jawa.
- Ancaman Terhadap Eksistensi Badak Jawa.
- Apa sih yang membuat Badak Jawa diwilayah lain punah?
- Kesimpulan.
Dulu, ketika masih belajar disekolah, kita telah diperkenalkan sedikit tentang badak bercula satu, hewan langka yang berada di Ujung Kulon. Hingga saat ini, seberapa banyak dari kita yang mencari tahu lebih dalam mengenai badak ini? Kami yakin pasti tidak banyak. Badak bercula satu ini adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang saat ini masih berada di tingkat ancaman kepunahan satu tingkat sebelum punah yaitu critically endangered (CR) atau terancam punah.
Badak bercula satu yang berasal dari Indonesia.
Berbeda dengan sepupunya yang berlokasi di Sumatera, Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), yang memiliki dua buah cula. Badak Jawa memiliki 1 buah cula yang biasanya dimiliki oleh jantan.
Badak Jawa yang masih ada saat ini hanya berada disatu lokasi didunia, yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon, provinsi Banten, Indonesia.
Fakta biologis dari Badak Jawa.
Panjang usia Badak Jawa bisa mencapai 30-40 tahun. Durasi masa bunting atau kehamilan Badak Jawa (gestation) ra-rata 15-16 bulan, sama seperti spesies badak lainnya yang berada dimuka bumi.
Biasanya Badak Jawa betina dewasa pada masa reproduksi melahirkan 1 ekor anak badak setiap 2-3 tahun. Usia kematangan produksi badak betina adalah 5-7 tahun, sedangkan untuk badak jantan adalah 10 tahun.
Badak Jawa hidupnya sangat soliter, hal ini membuat Badak Jawa cukup sulit untuk dilihat langsung.
Klasifikasi dari Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus).
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Subphylum | Vertebrata |
Class | Mammalia |
Order | Perissodactyla |
Family | Rhinocerotidae |
Genus | Rhinoceros |
Species | Rhinoceros sondaicus |
Tahukah Anda bahwa dulu Badak Jawa juga terdapat di negara lain pada wilayah Asia Tenggara?
Ya, dulu terdapat subspecies Badak Jawa yaitu Rhinoceros sondaicus annamiticus yang dulu terdapat di negara Vietnam dan Rhinoceros sondaicus inermis yang terdapat di semenanjung Malaysia, Myanmar, Thailand, Cambodia, Laos, Bangladesh, hingga China.
Namun kedua subspecies Badak Jawa ini sudah punah, saat ini yang masih bertahan hidup dan melangkahkan keempat kaki dimuka Bumi hanya tinggal Badak Jawa yang berlokasi di Taman Nasional Ujung Kulon.
Karakteristik Badak Jawa.
Badak Jawa berwarna abu-abu kehitaman dan memiliki satu cula yang panjangnya sekitar 25-27 cm. Meskipun dicatat bahwa hanya jantan yang memiliki cula yang terlihat, pada betina juga diketahui memiliki cula yang sangat pendek atau tidak memiliki cula sama sekali.
Cula Bada Jawa memiliki struktur yang sama seperti kuku kuda. Culanya tidak digunakan untu berkelahi, tetapi untuk mengikis lumpur dari pinggir kubangan, merobohkan tanaman pangan, dan melindungi hidung dan kepala saat menerobos vegetasi yang lebat.
Badak Jawa memiliki gigi seperti badak di Asia pada umumnya. Gigi seri bawahnya panjang dan tajam seperti belati. Gigi ini digunakan untuk bertarung dan dapat menimbulkan luka yang dalam.
Selain itu pada kedia sisi rahang, Badak Jawa memiliki 6 gigi graham yang luat, lebar dan bermahkota rendah. Gigi geraham ini digunakan untuk memotong kayu menjadi potongan kecil-kecil sebesar 1-2 cm pada tumbuhan yang dimakan.
Seiring dengen bertambah usia, gigi geram ini semakin terkikir dan menipis sehingga banyak kasus dimana pada badak yang berusia lebih sulit untuk memotong kayu-kayu pada tumbuhan yang menjadi makanannya.
Badak Jawa memiliki indera penciuman dan pendengaran yang tajam, nemun untuk penglihatan, Badak Jawa memiliki penglihatan yang baik pada jarak pendek.
Bibir Badak Jawa memiliki karakteristik yang sama dengan spesies badak lainnya. Bibir atas yang lebih runcing dan berfungsi untuk menggenggam makanan.
Kulit Badak Jawa tidak berbulu dan memiliki beberapa lipatan longgar sehingga terlihat ‘baju armour‘.
Penampilan tubuh Badak Jawa mirip dengan Badak India (Rhinoceros unicornis) namun Badak Jawa memiliki tubuh yang lebih kecil dan lipatan tubuh yang lebih sedikit.
Berikut ini adalah ukuran rata-rata Badak Jawa:
- berat: 900 – 2,300 kg
- tinggi: 1.5 m – 1.7 m
- panjang tubuh: 2.0 m – 4.0 m
Habitat
Dataran rendah hutan tropis disekitar perairan adalah habitat Badak Jawa saat ini walaupun sebelumnya diperkirakan Badak Jawa berhabitat di hutan dengan padang rumput yang lebih terbuka dan di dataran tinggi.
Namun karena jumlahnya yang terlalu sedikit, ilmuan dan peneliti belum bisa meneliti lebih jauh mengenai habitat yang paling disukai Badak Jawa.
Bahkan mungkin habitat Badak Jawa saat ini bukanlah habitat yang paling optimal, karena diketahui bahwa habitat sejenis Badak Jawa ini tidak sebatas hanya pada dataran rendah dan hutan tropis yang padat seperti saat ini.
Luas penjelajahan wilayah betina tidak lebih dari 500 ha dan untuk jantan wilayah jelajahnya diperkirakan lebih luas. Preferensi habitat Badak Jawa diatur oleh faktor biofisik dan kepekaan terhadap faktor aktivitas manusia. Vegetasi dan ketinggian dataran tentunya sangat menentukan, dimana faktor ini diikuti oleh kedekatan habitat dengan sumber lokasi ari, garam mineral, dan kubangan yang ada terus menerus.
Namun saat musim panas, ketersediaan air yang menyusut di lokasi habitat menjadi sebuah penghambat bagi badak Jawa untuk melakukan perpindahan.
Makanan Badak Jawa.
Badak Jawa merupakan hewan herbivora. Makanannya melingkupi pucuk, ranting, dedaunan mudah, dan buah yang jatuh. Sebagian besar makanannya terdapat di dataran hutan terbuka yang ekspos mataharinya cukup banyak, semak belukar, dan vegetasi lain tanpa pohon besar.
Bibir bagian atas Badak Jawa berfungsi untuk meraih makanan. Badak Jawa suka merobohkan anak pohon untuk mendapatkan makanan. Selain itu Badak Jawa juga memerlukan garam mineral dalam makanannya dan memenuhi kebutuhan tersebut, telah diamati bahwa Badak Jawa meminum air laut.
Badak jawa diperkirakan makan sebanyak 50 kg setiap harinya dengan cara menjelajah.
Jumlah Populasi Badak Jawa.
Berdasarkan data assesment yang masuk pada tahun 2019 ke IUCN Red List (International Union for Conservation of Nature’s Red List) jumlah Badak Jawa yang ada saat ini sekita 68 ekor. Terdiri dari 29 ekor badak jantan, 24 ekor badak betina, dan 15 ekor badak mudah yang belum mencapai usia dewasa.
Dari jumlah tersebut diperkirakan 33% dari populasi dapat bereproduksi. Dalam 2 dekade terakhir, populasi Badak Jawa tidak bertambah secara signifikan, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang ada pada habitat Badak Jawa.
Pada bulan April dan Juni 2021, tercatat bahwa terdapat 2 ekor anak Badak Jawa yang terekam kamera jebakan, setelah sebelumnya pada bulan Maret ditahun yang sama juga terdapat pertambahan jumlah anak Badak Jawa juga sebanyak 2 ekor. Hal ini membuat jumlah keseluruhan Badak Jawa meningkat dari 68 ekor menjadi 72 ekor.
Ancaman Terhadap Eksistensi Badak Jawa.
Petama, perubahan pada habitat dimana terdapat tanaman palm (Arenga obtusifolia) yang pertumbuhannya mendominasi sehingga bersaing dengan tanaman yang menjadi makanan utama Badak Jawa.
Kedua, terdapat persaingan terhadap ekologi makanan dengan spesies Banteng Jawa (Bos javanicus). Jumlah banteng yang jauh lebih banyak membuat Badak Jawa cukup kalah bersaing.
Ketiga, aktivitas manusia yang dekat dengan habitat Badak Jawa. Contoh, pada tahun 2014 didapatkan nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan racun diarea perairan ujung kulon, hal ini dapat mempengaruhi kualitas air disekitar habitat.
Apa sih yang membuat Badak Jawa diwilayah lain punah?
Badak Jawa diwilayah lain selain Indonesia telah punah akibat dari perburuan yang berlebihan (overhunting) karena dipercaya culanya menjadi bagian dari bahan yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional.
Kabar baiknya, selama 20 tahun belakangan ini tidak ada perburual liar di Taman Nasional Ujung Kulon. Semua bangkai Badak Jawa yang ditemukan memiliki cula yang utuh dan kematiannya juga disebabkan karena hal yang alami.
Namun, hal ini juga bukan berarti Badak Jawa di Ujung Kulon bebas dari ancaman perburuan. Organisasi pemerintah bekerja sama dengan organisasi internasional untuk terus melestarikan dan meningkatkan populasi Badak Jawa.
Kesimpulan.
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) merupakan satu-satunya species Badak Jawa yang masih bertahan populasinya dan habitatnya berlokasi di Taman Nasional Ujung Kulon. Mirip dengan sepupunya Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), Badak Jawa memiliki tubuh yang kecil dibandingkan dengan spesies badak lain yang ada di Bumi.
Dengan jumlahnya yang tidak mencapai 100 ekor, Badak Jawa masuk kedalam kategori CR (critically endangered) atau hampir punah.
Sumber.
- IUCN Redlist: Rhinoceros sondaicus
- International Rhino Foundation
- PPID Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Hutchins, M.; M.D. Kreger (2006). “Rhinoceros behaviour: implications for captive management and conservation“. International Zoo Yearbook.
- Save The Rhino International
Detak Bumi mempunyai misi untuk mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk memahami apa yang sedang terjadi di Bumi terhadap lingkungan, alam, satwa, dan keseluruhan eco system. Kita semua adalah earthlings dan Bumi adalah rumah kita selama kita masih hidup. Masa depan kesehatan dan kelestarian Bumi bergantung kepada aksi nyata kita yang kita lakukan dari sekarang.
Leave a Reply